Pengertian Tower Crane
Tower Crane adalah suatu alat bantu yang ada hubungannya dengan akses bahan dan material konstruksi dalam suatu proyek. Bila dijabarkan lebih lanjut, fungsinya lebih dekat terhadap alat mobilisasi vertikal-horisontal yang amat sangat membantu didalam pelaksanaan pekerjaan struktur.
Menurut Rostiyanti (2002), Tower Crane merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengangkat material secara vertikal dan horizontal ke suatu tempat yang tinggi pada ruang gerak terbatas. Disebut Tower karena memiliki rangka vertikal dengan bentuk standard dan ditancapkan pada perletakan yang tetap. Fungsi utama dari tower crane adalah mendistribusikan material dan peralatan yang dibutuhkan oleh proyek baik dalam arah vertikal ataupun horizontal. Tower crane merupakan peralatan elektromotor, artinya menggunakan listrik sebagai penggeraknya. Tenaga gerak tersebut diperoleh dari PLN maupun generator set.
Tower crane memiliki fungsi untuk mengangkat material atau bahan konstruksi suatu bangunan, seperti beton, baja, dan generator, dari bawah menuju ke atas (hoisting mechanism) sampai batas maksimum ketinggian tower crane tersebut. Selain mengangkat dari bawah menuju ke atas, tower crane juga mampu memindahkan material secara horizontal (trolleying) sesuai dengan panjang jib (working arm) dan memiliki slewing unit yang memungkinkan crane untuk berputar 360o.
Tower Crane adalah suatu alat bantu yang ada hubungannya dengan akses bahan dan material konstruksi dalam suatu proyek. Bila dijabarkan lebih lanjut, fungsinya lebih dekat terhadap alat mobilisasi vertikal-horisontal yang amat sangat membantu didalam pelaksanaan pekerjaan struktur.
Menurut Rostiyanti (2002), Tower Crane merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengangkat material secara vertikal dan horizontal ke suatu tempat yang tinggi pada ruang gerak terbatas. Disebut Tower karena memiliki rangka vertikal dengan bentuk standard dan ditancapkan pada perletakan yang tetap. Fungsi utama dari tower crane adalah mendistribusikan material dan peralatan yang dibutuhkan oleh proyek baik dalam arah vertikal ataupun horizontal. Tower crane merupakan peralatan elektromotor, artinya menggunakan listrik sebagai penggeraknya. Tenaga gerak tersebut diperoleh dari PLN maupun generator set.
Tower crane memiliki fungsi untuk mengangkat material atau bahan konstruksi suatu bangunan, seperti beton, baja, dan generator, dari bawah menuju ke atas (hoisting mechanism) sampai batas maksimum ketinggian tower crane tersebut. Selain mengangkat dari bawah menuju ke atas, tower crane juga mampu memindahkan material secara horizontal (trolleying) sesuai dengan panjang jib (working arm) dan memiliki slewing unit yang memungkinkan crane untuk berputar 360o.
(Gambar Tower Crane)
Seperti yang terlihat pada gambar diatas, tower crane banyak digunakan pada proyek pembangunan gedung-gedung bertingkat. Dengan menggunakan tower crane, maka pekerjaan akan lebih cepat dan mudah dibanding menggunakan sistem konvensional.
Di dalam proyek konstruksi bangunan bertingkat, tower crane sangat
cocok dipakai untuk pelayanan bangunan bertingkat (high rise building)
untuk melayani daerah konstruksi sesuai luas lahan. Tower crane menjadi
sentral atau alat yang paling utama karena dalam proyek gedung
bertingkat tower crane digunakan untuk mengangkat muatan secara
horisontal maupun vertikal, menahannya apabila diperlukan, dan
menurunkan muatan ke tempat lain yang ditentukan dengan mekanisme
pendongkrak (luffing), pemutar (slewing), dan pejalan (travelling).
Tower crane yang memegang peranan penting soal kecepatan dan
percepatan pekerjaan. Seluruh operasional proyek sangat dipengaruhi oleh
berfungsinya tower crane, disebabkan peranannya yang dominan untuk
kelancaran jalannya pembangunan proyek. Untuk efisiensi biaya proyek,
perkiraan jadwal dan waktu penggunaan tower crane perlu dilakukan
sebelum pelaksanaan konstruksi. Pada proyek bangunan bertingkat tower
crane pada umumnya digunakan untuk pekerjaan pengangkatan tulangan,
pekerjaan pengecoran, pengangkatan bekisting, pengangkatan dinding
precast, pasir, batu bata, atap rangka baja, unit-unit elektrikal dan
mekanikal. Banyaknya pekerjaan yang dapat dilakukan tower crane maka
dibutuhkan perhitungan yang dapat menghitung efektivitas penggunaan
tower crane. Dengan mempelajari karakteristik dan spesifikasi tower
crane beserta observasi lapangan. Untuk keperluan operasional,
ketinggian tower crane minimal harus lebih tinggi 4-6 meter dari
ketinggian maksimum pekerjaan yang dilayani.
Prinsip Kerja Tower Crane
Prinsip kerja tower crane berdasarkan kekuatan mesin (genset),
keseimbangan beban, momen dan tegangan tarik kabel, serta sifatnya dapat
berputar 360 derajat. Pada prinsipnya, tower crane merupakan pesawat
pengangkat dan pengangkut yang memiliki mekanisme gerakan yang cukup
lengkap yakni : kemampuan mengangkat muatan (lifting) menggeser
(trolleying), menahannya tetap di atas bila diperlukan dan membawa
muatan ke tempat yang ditentukan (slewing dan travelling). Operasi kerja
yang identik dan muatan yang seragam yang diangkutnya, memungkinkan
fasilitas transport dilakukan secara otomatis. Bukan hanya untuk
memindahkan, melainkan juga untuk proses bongkar muatan. Tower crane
mampu menjangkau tempat yang jauh, mempunyai kapasitas angkut yang
besar, dan dapat diatur mengikuti ketinggian bangunan.
Pemilihan dan penempatan tower crane harus sebaik mungkin agar dapat mengangkut material secara maksimal dan menjangkau seluruh wilayah proyek 2-3 dengan menggunakan panjang lengan (jib length). Semakin jauh radius jib, maka kemampuan angkat menurun. Pada Tower Crane terdapat dua buah limit switch :
Pemilihan dan penempatan tower crane harus sebaik mungkin agar dapat mengangkut material secara maksimal dan menjangkau seluruh wilayah proyek 2-3 dengan menggunakan panjang lengan (jib length). Semakin jauh radius jib, maka kemampuan angkat menurun. Pada Tower Crane terdapat dua buah limit switch :
1. Switch beban maksimum : untuk memonitor pada kabel dan memastikan tidak terjadinya overload.
2. Switch momen beban : untuk memastikan operator tidak melebihi rating ton-meter bagi crane, ketika beban bergerak pada jib. Sebuah alat yang dinamakan “cat head assembly” pada slewing unit, dapat mendeteksi secara dini bila terjadi kondisi overload.
2. Switch momen beban : untuk memastikan operator tidak melebihi rating ton-meter bagi crane, ketika beban bergerak pada jib. Sebuah alat yang dinamakan “cat head assembly” pada slewing unit, dapat mendeteksi secara dini bila terjadi kondisi overload.
Mekanisme Kerja
Mekanisme kerja dari tower crane terbagi menjadi 3, antara lain :
1. Mekanisme pengangkatan (hoisting mechanism)
Mekanisme ini digunakan untuk mengangkat atau menurunkan beban yang dikehendaki. Cara kerja mekanisme ini pada tower crane adalah; motor penggerak menggerakkan atau memutar drum penggulung kabel baja yang bekerja untuk menarik atau mengulur kabel baja tersebut. Kemudian, dari drum tersebut akan diteruskan sistem puli. Pada ujung kabel baja tersebut akan di pasang kait (hook), yang berfungsi untuk mengait muatan yang akan dipindahkan. Dengan demikian, proses pengangkatan atau penurunan beban dapat dilakukan dengan mengoperasikan motor penggerak yang akan memutar drum penggulung baja.
2. Mekanisme penjalan ( trolleying mechanism)
Mekanisme ini digunakan untuk memindahkan muatan sepanjang lengan crane (jib / working arm) secara horizontal. Cara kerja mekanisme ini adalah motor penggerak yang dihubungkan dengan lengan drum penggulung kabel baja pada mekanisme berjalan yang bekerja menarik atau mengulur kabel baja. Kabel baja tersebut dihubungkan dengan sistem puli yang mana pada ujung kabel baja tersebut disambungkan dengan trolley yang dapat bergerak sepanjang lengan pengangkat tersebut.
Mekanisme ini digunakan untuk memindahkan muatan sepanjang lengan crane (jib / working arm) secara horizontal. Cara kerja mekanisme ini adalah motor penggerak yang dihubungkan dengan lengan drum penggulung kabel baja pada mekanisme berjalan yang bekerja menarik atau mengulur kabel baja. Kabel baja tersebut dihubungkan dengan sistem puli yang mana pada ujung kabel baja tersebut disambungkan dengan trolley yang dapat bergerak sepanjang lengan pengangkat tersebut.
3. Mekanisme pemutar (slewing mechanism)
Mekanisme ini digunakan untuk memindahkan muatan sejauh radius lengan pengangkatnya secara rotasi. Mekanisme ini memungkinkan lengan crane untuk berputar sampai 360o. Cara kerja mekanisme pemutar adalah dengan motor penggerak. Motor tersebut dihubungkan dengan sistem roda gigi yang tujuannya untuk menurunkan kecepatan putar motor penggerak sehingga akan terjadi kenaikan torsi. Hal ini dilakukan karena yang dibutuhkan adalah torsi yang besar, bukan kecepatan putar yang tinggi. Roda gigi tersebut kemudian dihubungkan dengan slewing unit yang ada pada bagian sambungan antara menara atau tiang utama dengan lengan. Apabila ingin mengoperasikan mekanisme putar, maka motor penggerak dihidupkan sehingga memutar roda gigi tersebut.
Mekanisme ini digunakan untuk memindahkan muatan sejauh radius lengan pengangkatnya secara rotasi. Mekanisme ini memungkinkan lengan crane untuk berputar sampai 360o. Cara kerja mekanisme pemutar adalah dengan motor penggerak. Motor tersebut dihubungkan dengan sistem roda gigi yang tujuannya untuk menurunkan kecepatan putar motor penggerak sehingga akan terjadi kenaikan torsi. Hal ini dilakukan karena yang dibutuhkan adalah torsi yang besar, bukan kecepatan putar yang tinggi. Roda gigi tersebut kemudian dihubungkan dengan slewing unit yang ada pada bagian sambungan antara menara atau tiang utama dengan lengan. Apabila ingin mengoperasikan mekanisme putar, maka motor penggerak dihidupkan sehingga memutar roda gigi tersebut.
Konstruksi Umum Tower Crane
Konstruksi utama Tower Crane memiliki bagian-bagian penting yang tentunya dirancang sedemikin rupa agar dapat memenuhi keinginan atau memudahkan pekerjaan yang akan dilakukan. Adapun bagian-bagian penting tersebut akan dijelaskan sebagai berikut :
Konstruksi utama Tower Crane memiliki bagian-bagian penting yang tentunya dirancang sedemikin rupa agar dapat memenuhi keinginan atau memudahkan pekerjaan yang akan dilakukan. Adapun bagian-bagian penting tersebut akan dijelaskan sebagai berikut :
(Gambar Detail Tower Crane)
Adapun penjelasan lebih lengkap dari bagian-dasar Tower Crane diatas sebgai berikut :
Komponen-komponen Utama Tower crane
Sebuah tower crane terdiri dari beberapa bagian, antara lain :
1. Base ( dasar ) tower crane
Dasar tower crane dipasang pada pondasi beton yang besar dan kuat. Pondasi inilah yang akan menopang tower crane dan beban yang bekerja padanya.
Komponen-komponen Utama Tower crane
Sebuah tower crane terdiri dari beberapa bagian, antara lain :
1. Base ( dasar ) tower crane
Dasar tower crane dipasang pada pondasi beton yang besar dan kuat. Pondasi inilah yang akan menopang tower crane dan beban yang bekerja padanya.
(Gambar Base Tower Crane)
Gambar diatas adalah bagian terpenting pada kontruksi Tower Crane
sendiri, karena pada bagian ini yang menopang berdirinya Tower Crane
sehingga dapat berdiri dengan kokoh. Sehingga dasar penopang tersebut
diberikan pondasi beton cor yang besar dan kuat.
2. Mast ( tower )
Bagian ini yang memberikan ketinggian pada tower crane. Dalam sebuah tower crane terdiri dari beberapa mast yang disusun secara vertikal ke atas. Penyusunan banyaknya mast tergantung dari kebutuhan ketinggian. Selain itu, kecepatan angin juga mempengaruhi banyaknya mast yang diperbolehkan pada suatu tower crane. Semakin cepat kecepatan angin pada suatu daerah, maka jumlah mast tidak boleh terlalu banyak sehingga tower crane tidak terlalu tinggi. Berikut adalah mast.
Bagian ini yang memberikan ketinggian pada tower crane. Dalam sebuah tower crane terdiri dari beberapa mast yang disusun secara vertikal ke atas. Penyusunan banyaknya mast tergantung dari kebutuhan ketinggian. Selain itu, kecepatan angin juga mempengaruhi banyaknya mast yang diperbolehkan pada suatu tower crane. Semakin cepat kecepatan angin pada suatu daerah, maka jumlah mast tidak boleh terlalu banyak sehingga tower crane tidak terlalu tinggi. Berikut adalah mast.
(Gambar Mast Tower crane)
Gambar diatas adalah bagian Tower Crane yaitu Mast, bagian ini adalah
kerangka yang menyusun berdirinya tower crane. Sehingga penyusunan
kerangka ini juga harus menetukan faktor angin, sehingga semakin banyak
angin maka mast tidak boleh terlalu tinggi.
3. Slewing Unit
Slewing unit dipasang pada bagian paling atas dari mast. Dengan adanya slewing unit, maka sebuah tower crane dapat berotasi sampai 360 o. Pada slewing unit, terdapat roda gigi dan motor yang berfungsi untuk melakukan gerakan berputar.
Slewing unit dipasang pada bagian paling atas dari mast. Dengan adanya slewing unit, maka sebuah tower crane dapat berotasi sampai 360 o. Pada slewing unit, terdapat roda gigi dan motor yang berfungsi untuk melakukan gerakan berputar.
(Gambar Slewing unit)
Gambar diatas adalah bagian yang berfungsi untuk membelokkan Tower
Crane agar dapat mencapai posisi yang diinginkan dengan mudah. Alat ini
digerakkan oleh motor yang terdapat pada bagian samping roda gigi
tersebut, sehingga dapat berotasi hingga 360° sesuai dengan posisi yang
diinginkan.
4. Jib ( working arm )
Merupakan bagian dari tower crane yang berfungsi untuk menahan beban. Sebuah troli akan bergerak sepanjang jib ( gerakan horizontal ) menjauhi atau mendekati pusat crane.
Merupakan bagian dari tower crane yang berfungsi untuk menahan beban. Sebuah troli akan bergerak sepanjang jib ( gerakan horizontal ) menjauhi atau mendekati pusat crane.
(Gambar Lengan/jib Tower Crane)
Gambar diatas adalah lengan yang menopang troyel dan hook sehingga
beban yang dibawa dapat dipindah sesuai dengan posisi yang diinginkan.
Lengan tersebut menahan adanya beban yang dibawa oleh mesin ini.
Sehingga beban dapat terangkat.
5. Counter-weight
Counter-weight merupakan beton yang dipasang pada ujung lengan pendek tower crane. Counter weight berfungsi sebagai pemberat sehingga menciptakan keseimbangan momen saat ada beban pada jib. Dengan demikian, momen yang dirasakan pada base dan pondasi tidak begitu besar.
Counter-weight merupakan beton yang dipasang pada ujung lengan pendek tower crane. Counter weight berfungsi sebagai pemberat sehingga menciptakan keseimbangan momen saat ada beban pada jib. Dengan demikian, momen yang dirasakan pada base dan pondasi tidak begitu besar.
(Gambar 2.10 Counter Weight)
Gambar diatas adalah bagian Counter Weight yang berada ujung lengan
tower yang pendek. Pemberat ini berfungsi sebagi penyeimbang sehingga
beban yang dibawa tower pada lengan yang pajang dapat terbawa dengan
seimbang dengan kapasitas beban yang lebih banyak, karena pemberat ini
berfungsi untuk menyeimbangkan beban yang dibawa pada tower.
6. Cabin operator
Melalui kabin ini, seorang operator mengoperasikan crane. Semua motor pada crane dikendalikan melalui kabin ini untuk mengatur jarak jangkau dan arah gerakan.
Melalui kabin ini, seorang operator mengoperasikan crane. Semua motor pada crane dikendalikan melalui kabin ini untuk mengatur jarak jangkau dan arah gerakan.
(Gambar Ruang Operator Tower Crane)
Gambar tersebut adalah tempat control Tower Crane sehingga beban yang dibawa dapat diarahkan pada tempat yang dibutuhkan.
7. Hook, trolley, dan pulley
Ketiga bagian ini memiliki peran penting dalam mengangkat muatan. Hook berguna sebagai pengait pada muatan. Puli (pulley) berfungsi meneruskan kabel baja dari drum. Sementara trolley berfungsi melakukan gerakan trolleying.
Ketiga bagian ini memiliki peran penting dalam mengangkat muatan. Hook berguna sebagai pengait pada muatan. Puli (pulley) berfungsi meneruskan kabel baja dari drum. Sementara trolley berfungsi melakukan gerakan trolleying.
Hook berfungsi sebagai pengkait beban yang akan dibawa pada Tower
Crane tersebut, Hook ini terdapat gulungan baja dan Pulley sebagai
penerus kabel baja dari gulungan tersebut sehingga hook dapat naik dan
turun untuk mencapai material yang akan dipindahkan seperti yang
terlihat pada gambar 3.2 tersebut. Sedangkan trolley berfungsi untuk
memindahkan beban ag terkait oleh hook secara horizontal mengikuti
lintasan yang ada pada jib/lengan tower tersebut.
8. Drum dan kabel baja
Drum berfungsi untuk menggulung atau mengulurkan kabel baja sehingga beban dapat naik ataupun turun. Sementara kabel baja berfungsi untuk menopang beban yang di angkat oleh crane.
Drum berfungsi untuk menggulung atau mengulurkan kabel baja sehingga beban dapat naik ataupun turun. Sementara kabel baja berfungsi untuk menopang beban yang di angkat oleh crane.
(Gambar Gulungan Baja)
Gambar gulungan baja tersebut berguna untuk mengulur dan menarik
kawat baja sehingga beban ang terkait pada hook dapat terangkat,
tentunya dengan spesifikasi berat yang telah ditentukan dan tidak
melebihi kapasitas mesin tersebut. Gulungan baja tersebut digerakkan leh
sebuah motor listrik, sehingga apabila aliran listrik tersebut
dialirkan maka motor bergerak menggerakkan gulungan tersebut, dan
apabila aliran dihilangkan maka motor berhenti dan mengunci gulungan
tersebut agar tidak jatuh.
9. Motor
Pada tower crane, juga terdapat motor yang berguna untuk melakukan hoisting mechanism (winch motor), slewing mechanism dan trolleying mechanism.
Pada tower crane, juga terdapat motor yang berguna untuk melakukan hoisting mechanism (winch motor), slewing mechanism dan trolleying mechanism.
(Gambar motor for slewing mechanism)
(Gambar Whinch Motor)
(Gambar trolleying mechanism)
Gambar diatas adalah fungsi kerja motor listrik yang menggerakkan bagian-bagian komponen pada tower crane tersebut. Adapun fungsi motor listrik tersebut sebagai berikut :
1. Whinch Motor (Hoisting Mechanism)
Motor tersebut berfungsi untuk menggerak gulungan kawat baja seperti yang terlihat pada gambar 2.16 sehingga kawat dapat menarik dan mengulur kawat.
2. Trolleying Mechanism
Motor yang terlihat pada gambar 2. 17 tersebut berfungsi untuk menggerakkan/memindahkan muatan sepanjang lengan/jib pada tower crane. Sehingga motor tersebut bergerak secara horizontal sepanjang lintasan yang ada pada lengan tower crane.
3. Slewing Mechanism
Motor tersebut berfungsi menggerakkan kerangka dengan gerak rotasi hingga 360°. Sehinnga tower crane dapat berputar.
Pembangkit Listrik
Pembangkit listrik ini berfungsi sebagai sumber utama untuk mengoprasikan Tower Crane tersebut. Pembangkit tersebut menggunakan Generator Set, yang merupakan alat pembangkit tenaga listrik dengan mesin diesel. Generator ini digunakan sebagai sumber listrik untuk tower crane, selain dapat digunakan sebagai sumber listrik untuk penerangan pada lokasi proyek. Generator yang digunakan adalah dengan kapasitas 150 KVA.
Pembangkit listrik ini berfungsi sebagai sumber utama untuk mengoprasikan Tower Crane tersebut. Pembangkit tersebut menggunakan Generator Set, yang merupakan alat pembangkit tenaga listrik dengan mesin diesel. Generator ini digunakan sebagai sumber listrik untuk tower crane, selain dapat digunakan sebagai sumber listrik untuk penerangan pada lokasi proyek. Generator yang digunakan adalah dengan kapasitas 150 KVA.
(Gambar Generator)
Kapasitas Alat
Besarnya muatan yang dapat diangkat oleh Tower Crane telah diatur dan ditetapkan dalam manual operasi Tower Crane yang dikeluarkan oleh pabrik pembuat Tower Crane. Prinsip dalam penentuan beban yang bisa diangkat adalah berdasarkan prinsip momen. Jadi jarak dan ketinggian tertentu Tower Crane memiliki momen batas yang tidak boleh dilewati. Panjang lengan muatan dan daya angkut muatan merupakan suatu perbandingan yang bersifat linier. Perkalian panjang lengan dan daya angkut maksimum pada setiap titik adalah sama dan menunjukkan kemampuan momen yang bisa diterima Tower Crane tersebut. semakin berat beban yang haru diangkut maka radius operasi yang dapat dicapai juga akan semakin kecil.
Sehingga kapasitas Tower Crane bergantung pada beberapa faktor. Yang perlu diperhatikan adalah bahwa jika material yang diangkut oleh crane melebihi kapasitasnya maka tower crane akan terjungkir. Oleh karena itu berat material yang diangkut sebaiknya ± 85% dari kapasitas alat. Adapun beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam menentukan kapasitas alat adalah berikut ini :
1. Ayunan angin terhadap alat.
2. Ayunan beban pada saat dipindahkan.
3. Kecepatan pemindahan material.
4. Pengereman mesin dalam pergerakannya.
Lebih jelasnya seperti yang terlihat pada tabel berikut ini :
Jenis Tower Crane
Menurut Rostiyanti (2002), Jenis jenis tower crane dibagi berdasarkan cara crane tersebut berdiri Yaitu :
1. Free Standing Crane
Crane yang berdiri bebas (free standing crane) berdiri di atas pondasi yang khusus dipersiapkan untuk alat tersebut. Jika crane harus mencapai ketinggian yang besar
maka kadang – kadang digunakan pondasi dalam seperti tiang pancang.
Menurut Rostiyanti (2002), Jenis jenis tower crane dibagi berdasarkan cara crane tersebut berdiri Yaitu :
1. Free Standing Crane
Crane yang berdiri bebas (free standing crane) berdiri di atas pondasi yang khusus dipersiapkan untuk alat tersebut. Jika crane harus mencapai ketinggian yang besar
maka kadang – kadang digunakan pondasi dalam seperti tiang pancang.
(Gambar Free Standing Crane)
2. Rail Mounted Crane
Penggunaan rel pada rail mounted crane mempermudah alat untuk bergerak sepanjang rel tersebut. Tetapi supaya tetap seimbang gerakan crane tidak dapat terlalu cepat. Kelemahan dari crane tipe ini adalah harga rel yang cukup mahal, rel harus diletakkan pada permukaan yang datar sehingga tiang tidak menjadi miring.
3. Climbing Tower Crane
Crane ini diletakkan didalam struktur bangunan yaitu pada core atau inti bangunan. Crane ini bergerak naik bersamaan dengan struktur naik. Pengangkatan crane dimungkinkan dengan adanya dongkrak hidrolis atau hydraulic jacks. Dengan lahan terbatas maka alternative penggunaan crane climbing.
Penggunaan rel pada rail mounted crane mempermudah alat untuk bergerak sepanjang rel tersebut. Tetapi supaya tetap seimbang gerakan crane tidak dapat terlalu cepat. Kelemahan dari crane tipe ini adalah harga rel yang cukup mahal, rel harus diletakkan pada permukaan yang datar sehingga tiang tidak menjadi miring.
3. Climbing Tower Crane
Crane ini diletakkan didalam struktur bangunan yaitu pada core atau inti bangunan. Crane ini bergerak naik bersamaan dengan struktur naik. Pengangkatan crane dimungkinkan dengan adanya dongkrak hidrolis atau hydraulic jacks. Dengan lahan terbatas maka alternative penggunaan crane climbing.
(Gambar Climbing Crane)
4. Tied In Crane
Crane tipe ini mampu berdiri bebas pada ketinggian kurang dari 100 meter. Jika diperlukan crane dengan ketinggian lebih dari 100 meter, maka crane harus ditambatkan atau dijangkar pada struktur bangunan. Fungsinya untuk menahan gaya horizontal.
Crane tipe ini mampu berdiri bebas pada ketinggian kurang dari 100 meter. Jika diperlukan crane dengan ketinggian lebih dari 100 meter, maka crane harus ditambatkan atau dijangkar pada struktur bangunan. Fungsinya untuk menahan gaya horizontal.
(Gambar Tired in Crane)
Dari berbagai tipe ini prinsip kerjanya hampir sama, mengangkat pada
gerakan horisontal, berputar, bergerak secara radial dan sebagainya.
Hampir semua fasilitas transport memindahkan muatan dengan berbagai
sudut atau secara vertikal dapat dilakukan.
Penggunaan Tower Crane
1. Spesifikasi Peralatan Tower Crane
Penentuan tipe dan jenis peralatan ( spesifikasi peralatan ) merupakan langkah yang harus dilakukan sebelum menghitung kapasitas operasi peralatan dan waktu pelaksanaan, serta biaya pelaksanaan. Spesifikasi dari tower crane yang digunakan adalah tipe Free Standing Crane karena tipe tower crane ini mampu berdiri bebas dengan pondasi khusus untuk tower crane itu sendiri : dengan Lifting capacity ; 2,4 ton di ujung jib dan maximum capacity ; 8 ton dan memiliki jib radius 61,5 m yang karena mampu menjangkau 100% area proyek.
Penentuan tipe dan jenis peralatan ( spesifikasi peralatan ) merupakan langkah yang harus dilakukan sebelum menghitung kapasitas operasi peralatan dan waktu pelaksanaan, serta biaya pelaksanaan. Spesifikasi dari tower crane yang digunakan adalah tipe Free Standing Crane karena tipe tower crane ini mampu berdiri bebas dengan pondasi khusus untuk tower crane itu sendiri : dengan Lifting capacity ; 2,4 ton di ujung jib dan maximum capacity ; 8 ton dan memiliki jib radius 61,5 m yang karena mampu menjangkau 100% area proyek.
2. Rencana Penempatan Tower Crane
Penempatan alat yang tepat pada lokasi proyek akan dapat memperlancar kegiatan proyek. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menganalisa kondisi lokasi proyek, diantaranya jalur mobilisai alat tersebut terhadap perencanan tata letak atau
penempatan baik itu penimbunan material, gudang, kantor dan lainnya. Dimana penempatan alat ini harus mampu dimanfaatkan semaksimal mungkin dalam proses pelaksanaan proyek tersebut.
Posisi operasional tower crane adalah penempatan tower crane pada suatu lokasi proyek untuk melakukan pekerjaan pengangkatan, pengecoran dan lain – lain. Dimana radius perputaran dari tower crane tersebut dapat mampu menjangkau seluruh lokasi proyek sehingga tower crane dapat menyelesaikan pekerjaan sefektif mungkin. Menurut (Nugraha dkk,1985), dalam menentukan tata letak alat tower crane harus memperhatikan beberapa hal sebagai berikut ini :
1. Arah gerak atau lintasan tower crane sebaiknya sejajar dengan arah memanjang dari bangunan.
2. Harus tersedia ruang cukup untuk proses pemindahan.
3. Dengan ukuran tower crane yang minimum, radius dan tinggi dan dapat menjangkau 100 % area gedung.
Letak tower crane direncakan sebagai berikut :
1. Letak crane tepat ditengah – tengah bangunan dari posisi memanjang, karena pada posisi tersebut tower crane dapat menjangkau 100 % area bangunan dengan jib radius yang minimum.
2. Tower crane berada di samping kanan bangunan dari tampak utara dengan free standing setinggi 50 m supaya tidak membentur bangunan lain pada saat proses kerja.
3. Jarak tower crane dari bangunan disesuaikan dengan data teknis dari tipe tower crane yang digunakan. Seperti yang terlihat dibawah ini :
(Gambar Layout osisi penempatan Tower Crane)
Cara Pemasangan Tower Crane
Cara pemasangan tower crane dapat dilakukan dengan metode kerja sebagai berikut:
1. pemasangan fine angle dan base section
Cara pemasangan Tower Crane yang pertama kali dilakukan adalah penanaman fine angle dan base section kedalam lubang pondasi. Yaitu sebelum dilakukan pemasangan tower crane, harus disiapkan pondasi dari semen yang dicor, untuk ukuran dan kedalaman tergantung dari tower crane yang akan digunakan. Pada bagian dasar pondasi ditanamkan Fine Angle dari besi cor berkualitas tinggi, yang berfungsi untuk memperkokoh pondasi. Kemudian dilakukan pengecoran beton terhadap pondasi tersebut.
Setelah fondasi selesai dibuat, perlu waktu 1 minggu untuk
menunggunya menjadi keras dan kering, sebelum diinstal keseluruhan
rangkaian alat tersebut. Dan Tower crane akan berdiri dan di ‘baut’
dengan pondasi untuk menjaga stabilitasnya, kemudian dihubungkan dengan
bagian menara (tower) penopang tower crane tersebut.
2. Pemasangan mast section
Pemasangan mast section menggunakan bantuan mobile crane untuk membantu melakukan pemasangan awal mast section dengan cara mengangkat dan menempatkan mast section pada base section tower crane. untuk penambahan mast section Apabila sesuai spesifikasi free standing crane, maka langsung dapat dirakit bagian per-bagian menggunakan pertolongan sebuah mobile-crane. Jika crane yang dirakit lebih tinggi atau terjadi penambahan maka crane menggunakan proses ” self assembly “. Biasanya di gunakan pada pemasangan Crane yang di tambatkan pada bangunan (tied-in tower crane).
Pemasangan mast section menggunakan bantuan mobile crane untuk membantu melakukan pemasangan awal mast section dengan cara mengangkat dan menempatkan mast section pada base section tower crane. untuk penambahan mast section Apabila sesuai spesifikasi free standing crane, maka langsung dapat dirakit bagian per-bagian menggunakan pertolongan sebuah mobile-crane. Jika crane yang dirakit lebih tinggi atau terjadi penambahan maka crane menggunakan proses ” self assembly “. Biasanya di gunakan pada pemasangan Crane yang di tambatkan pada bangunan (tied-in tower crane).
3. Pemasangan climbing frame crane
Pemasangan climbing frame crane menggunakan mobile crane. Mobile crane melakukan pemasangan climbing frame crane yang digunakan untuk self assembly. Dimana climbing frame crane akan mengangkat slewing unit ke atas sehingga terdapat ruang kosong di antara slewing unit dan mast section kemudian jib akan mengangkat sebuah mast section untuk kemudian diletakan pada ruang kosong diantara slewing unit dan mast section. Kedua proses tersebut akan terus berlanjut hingga mendapat ketinggian yang diinginkan.
Pemasangan climbing frame crane menggunakan mobile crane. Mobile crane melakukan pemasangan climbing frame crane yang digunakan untuk self assembly. Dimana climbing frame crane akan mengangkat slewing unit ke atas sehingga terdapat ruang kosong di antara slewing unit dan mast section kemudian jib akan mengangkat sebuah mast section untuk kemudian diletakan pada ruang kosong diantara slewing unit dan mast section. Kedua proses tersebut akan terus berlanjut hingga mendapat ketinggian yang diinginkan.
4. Pemasangan joint pin
Setelah pemasangan climbing frame crane Kemudian mobile crane melakukan pemasangan joint pin diatas climbing crane.
5. Pemasangan jib dan counter jib
Setelah pemasangan joint pin Kemudian mobile crane melakukan Pemasangan jib dan counter jib.
Setelah pemasangan climbing frame crane Kemudian mobile crane melakukan pemasangan joint pin diatas climbing crane.
5. Pemasangan jib dan counter jib
Setelah pemasangan joint pin Kemudian mobile crane melakukan Pemasangan jib dan counter jib.
6. Pemasangan counter weight
Setelah pemasangan jib dan counter jib Kemudian mobile crane melakukan Pemasangan counter weight. Kebanyakan tower crane dirakit untuk mencapai ketinggian yang diinginkan, sejak pertama alat tersebut dirakit dan digunakan. Kemudian, alat tersebut akan tumbuh semakin tinggi bersamaan dengan tumbuhnya bangunan yang sedang dibangun. Dan jika struktur yang dibangun sangat tinggi, maka tower crane dapat juga dihubungkan pada bangunan, untuk mendapatkan tambahan kestabilan.
Setelah pemasangan jib dan counter jib Kemudian mobile crane melakukan Pemasangan counter weight. Kebanyakan tower crane dirakit untuk mencapai ketinggian yang diinginkan, sejak pertama alat tersebut dirakit dan digunakan. Kemudian, alat tersebut akan tumbuh semakin tinggi bersamaan dengan tumbuhnya bangunan yang sedang dibangun. Dan jika struktur yang dibangun sangat tinggi, maka tower crane dapat juga dihubungkan pada bangunan, untuk mendapatkan tambahan kestabilan.
Cara Pembongkaran Tower Crane
Apabila pekerjaan telah selesai dan sudah waktunya untuk membongkar tower crane tersebut. Tahapan pembongkaran tower crane adalah kebalikan dari pemasangannya. Mula-mula hooke akan melepaskan bagian section terakhir, sehingga timbul ruang kosong antara slewing dengan section ke 2 terakhir dan teleskop diturunkan perlahan-lahan hingga menyatu dengan section berikutnya. Kemudian hooke melepaskan section berikutnya, sehingga timbul slewing dengan section ke 3 terakhir. Proses ini dilakukan terus menerus hingga slewing menyatu dengan section 1.
Dengan bantuan mobil crane, tower crane dilepaskan satu per-satu. Dimulai dari hoist dilepaskan 3 buah terlebih dahulu, setelah itu jib beserta perlengkapannya dilepaskan. Berikutnya, counter jib dilepaskan beserta perlengkapannya. Tower crane menjadi bentuk ( I ) kembali. Top head dan slewing dilepaskan dengan mobil crane, dilanjutkan dengan teleskop, section 1 hingga basic master. Setelah selesai pembongkaran hanya menyisakan pondasi tower crane, selanjutnya dibongkar dengan menggunakan alat berat untuk mengambil fine angel yang akan digunakan kembali untuk mendirikan tower crane berikutnya.
Apabila pekerjaan telah selesai dan sudah waktunya untuk membongkar tower crane tersebut. Tahapan pembongkaran tower crane adalah kebalikan dari pemasangannya. Mula-mula hooke akan melepaskan bagian section terakhir, sehingga timbul ruang kosong antara slewing dengan section ke 2 terakhir dan teleskop diturunkan perlahan-lahan hingga menyatu dengan section berikutnya. Kemudian hooke melepaskan section berikutnya, sehingga timbul slewing dengan section ke 3 terakhir. Proses ini dilakukan terus menerus hingga slewing menyatu dengan section 1.
Dengan bantuan mobil crane, tower crane dilepaskan satu per-satu. Dimulai dari hoist dilepaskan 3 buah terlebih dahulu, setelah itu jib beserta perlengkapannya dilepaskan. Berikutnya, counter jib dilepaskan beserta perlengkapannya. Tower crane menjadi bentuk ( I ) kembali. Top head dan slewing dilepaskan dengan mobil crane, dilanjutkan dengan teleskop, section 1 hingga basic master. Setelah selesai pembongkaran hanya menyisakan pondasi tower crane, selanjutnya dibongkar dengan menggunakan alat berat untuk mengambil fine angel yang akan digunakan kembali untuk mendirikan tower crane berikutnya.
Kesimpulan
Menurut Rostiyanti (2002), Tower Crane merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengangkat material secara vertikal dan horizontal ke suatu tempat yang tinggi pada ruang gerak terbatas. Disebut Tower karena memiliki rangka vertikal dengan bentuk standard dan ditancapkan pada perletakan yang tetap. Fungsi utama dari tower crane adalah mendistribusikan material dan peralatan yang dibutuhkan oleh proyek baik dalam arah vertikal ataupun horizontal. Tower crane merupakan peralatan elektromotor, artinya menggunakan listrik sebagai penggeraknya. Tenaga gerak tersebut diperoleh dari PLN maupun generator set.Prinsip kerja tower crane berdasarkan kekuatan mesin (genset), keseimbangan beban, momen dan tegangan tarik kabel, serta sifatnya dapat berputar 360 derajat. Pada prinsipnya, tower crane merupakan pesawat pengangkat dan pengangkut yang memiliki mekanisme gerakan yang cukup lengkap yakni : kemampuan mengangkat muatan (lifting) menggeser (trolleying), menahannya tetap di atas bila diperlukan dan membawa muatan ke tempat yang ditentukan (slewing dan travelling).
Bagian Utama Tower Crane :
1. Rangka
2. Kabel Baja (Ropes)
3. Kait (Hook)
4. Pulley (Shave)
5. Drum penggulung kabel baja
6. Motor Penggerak
Menurut Rostiyanti (2002), Jenis jenis tower crane dibagi berdasarkan cara crane tersebut berdiri Yaitu : free standing crane, rail mounted crane, climbing tower crane, tired in crane.
Penggunaan tower crane : yaitu pada tempat yang strategis tentunya, dengan memprehatikan beberapa faktor antara lain sebagai berikut :
1. Arah gerak atau lintasan tower crane sebaiknya sejajar dengan arah memanjang dari bangunan.
2. Harus tersedia ruang cukup untuk proses pemindahan.
3. Dengan ukuran tower crane yang minimum, radius dan tinggi dan dapat menjangkau 100 % area gedung.
Letak tower crane direncakan sebagai berikut :
4. Letak crane tepat ditengah – tengah bangunan dari posisi memanjang, karena pada posisi tersebut tower crane dapat menjangkau 100 % area bangunan dengan jib radius yang minimum.
5. Tower crane berada di samping kanan bangunan dari tampak utara dengan free standing setinggi 50 m supaya tidak membentur bangunan lain pada saat proses kerja.
Sumber: https://ladyenginee.wordpress.com/2014/12/24/towercrane/
0 comments:
Post a Comment